Senin, 07 November 2022

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 (CGP Angkatan 5)

Rangkuman Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Assalamualaikum Wr Wb

Salam dan Bahagia Bapak Ibu Guru Hebat !

Sebelum saya menyampaikan koneksi antar materi, refleksi serta kesimpulan modul 3.1. Izinkan saya untuk memperkenalkan terlebih dahulu, nama saya Elga Syarah Azizah, saat ini saya mengajar kelas 4 SD di SDN Kamal 02 Pagi Jakarta Barat. Saat ini saya tengah menjalani Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 5 dan sudah berada di modul ke 8 dari 10 modul yaitu modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan. 

Di kesempakan ini saya akan menyampaikan koneksi antar materi, refleksi serta kesimpulan modul 3.1 yang merupakan modul ke 8 dari 10 modul yang saya pelajari di program guru penggerak ini. Saya berharap tulisan reflektif tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dapat menginspirasi dan diimplentasikan bapak ibu guru dalam proses pengambilan keputusan pada setiap aktivitas kita sebagai pendidik secara bijaksana sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan terutama saat kita dihadapkan dengan kasus-kasus baik itu bujukan moral ataupun dilema etika yang seringkali membuat kita berpikir lebih dalam untuk menentukan keputusan terbaik. 

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Praptap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin 
Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka bisa mencapai keselamatan dan kebahagian setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidik disini berperan sebagai "pamong" dimana bertugas untuk mengamong dan menuntun agar dalam proses menebalkan laku dan kodrat alaminya, anak tidak kehilangan arah dan tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Pratap Triloka yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara adalah 1) Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi teladan), 2) Ing madya mangun karso (di tengah memberi/mebangun semangat) 3) Tut wuri handayani (dari belakang memberi dorongan). 

Secara konkret kegiatan menuntun murid dilakukan dengan Pratap Triloka yaitu :
Ing ngarso Sung Tulodo 
Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus menerapkan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan yang tepat sehingga keputusan yang diambil dapat dijadikan teladan dan contoh baik bagi murid-muridnya. Dengan pengambilan keputusan yang tepat terutama dalam proses pembelajaran di kelas, maka akan mampu memberikan keteladanan kepada siswa dalam hal pengambilan keputusan yang tepat berdampak pada keberhasilan proses belajar di kelas. 
Ing madya mangun 
Keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus bisa memberikan semangat yang membangun bagi muridnya dalam proses pembelajaran dan menemukan potensi dalam dirinya sehingga dirinya mampu mencapai kemandirian dalam pembelajaran. 
Tut wuri handayani 
Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran harus memberikan dorongan bagi muridnya sehingga murid mampu mencapai keselamatan dan kebahagian yang sesuai dengan kodrat dan zamannya.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas terhadap proses pembelajaran haruslah keputusan yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid agar berani mengambil keputusan-keputusan yang sesuai dengan pilihannya sendiri tanpa adanya paksaan dan tekanan dari manapun. Murid akan merasa nyaman dalam berkomunikasi menyampaikan ide dan pendapatnya serta menentukan keputusan yang bertanggung jawab untuk dirinya sehingga menjadi pembelajaran yang bermakna bagi murid. 
  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan
Seperti pada modul 1.2 yang memuat tentang nilai dan peran guru penggerak. Nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak adalah mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar, terutama dalam kondisi dimana kita berada diantara dua pilihan yang benar (dilema etika) ataupun dalam kondisi yang dihadapi pilihan benar lawan salah (bujukan moral). Nilai-nilai positif mengarahkan kita pada keputusan yang berpihak pada murid. 
  • Bagaimana nateri pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendampingatau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil ? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dala diri kita atas pengambilan keputusan tersebut ? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya. 
Salah satu tujuan dari kegiatan coaching adalah menggali lebih dalam potensi yang dimiliki oleh seorang murid. Proses coaching dengan alur TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan TAnggung jawab) menjadi salah satu proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid dalam mengenali permasalahan sekaligus mencari solusinya melalui optimalisasi potensi dan kekuatan pada diri murid. 

Dalam Prakteknya, coaching menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka dimana murid dapat mengeksplor potensi yang ada dalam dirinya sehingga mereka mampu mengambil keputusan dengan memilih sendiri solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Proses coaching yang dialami murid dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu murid untuk lebih yakin dengan ide dan gagasannya dalam pengambilan keputusan atas solusi suatu permasalahan atau dalam proses mencapai tujuan pembelajaran. 

Kegiatan coaching yang dilakukan oleh pengajar praktik dan fasilitator membantu saya untuk lebih reflektif kemampuan saya dalam membuat keputusan. Apakah keputusan itu sudah berpihak pada murid, sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan keputusan tersebut dapat dipertanggung jawabkan. 

Dengan komunikasi asertif yang dilakukan, proses coaching membantu saya dalam memahami 4 paradigma, 3 prisnip, dan 9 langkah pengujian keputusan dalam materi modul 3.1. Dalam pengambilan keputusan kita juga harus bersikap sebagai pendengar aktif, memberikan pertanyaan berbobot yang terbuka dan memberikan umpan balik kepada coachee. 
  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khusunya masalah dilema etika
Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dalam situasi dilema etika, diperlukannya 5 kompetensi sosial emosional yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan keputusan yang bertanggung jawab yang dilakukan dengan kesadaran penuh (mindfulness) terutama sadar akan berbagai pilihan dan konseskuensi dari keputusan yang diambilnya. Namun pengambilan keputusan hendaknya lebih berpihak pada murid, dimana kita harus lebih memahami kebutuhan belajar murid dan mampu mengelola kompetensi sosial dan emosionalnya. 
  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kemabali kepada nilai-nilai yang dianut pendidik
Sebagai seorang pemimpim pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapinya apakah permasalahan yang dihadapinnya termasuk pada dilema etika atau bujukan moral. Seorang pendidik menjunjung nilai-nilai moral, dimana dirinya tidak akan melawan pada moral dan hukum yang berlaku di masyarakat. ketika seorang guru dihadapkan pada situasi dilemastis dan masuk pada ranah moral dan etika, maka nilai-nilai yang guru yakinilah akan sangat berpengaruh pada pengambilan keputusan. 

Dengan nilai-nilai yang diyakini oleh pendidik baik itu inovatif, kolaboratif, mandiri, reflektif, dan berpihak pada murid, seorang pendidik dapat menuntun muridnya dalam menggali potensi dan kekuatan yang ada dalam diri muridnya untuk mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalahnya dengan efektif. 
  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan postif, kondusif, aman dan nyaman ?
Pengambilan keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Dapat dilakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Hal yang pertama yang dilakukan adalah dengan identifikasi kasus tersebut apakah termasuk pada dilema etika atau bujukan moral, siapa yang terlibat dalam kasus tersebut, mengumpulkan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan uji prinsip resolusi dan opsi trilema dan refleksikan kembali keputusan yang telah dibuat. Dengan melakukan 9 langkah tersebut maka keputusan diyakini akan mampu mengakomondasi semua  kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat. Pengambilan keputusan yang tepat akan memiliki dampak pada leingkungan kerja kita menjadi lebih positif, kondusif, aman, dan nyaman. 
  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini ? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda ?
Tantangan yang saya hadapi untuk dapat menjalakan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah perbedaan perspektif. Dimana setiap orang jelas berbeda dalam memandang suatu masalah tersebut apalagi ini menyangkut benar lawan benar. Perubahan paradigma yang saya alami adalah saat menjalani pendidikan guru penggerak ini, banyak sekali pandangan dalam proses pembelajaran yang harus dirubah, mulai dari keberpihakan murid dalam pembelajaran, budaya positif, pembelajaran diferensiasi, dan pembelajaran sosial dan emosional. Namun disaat yang sama, perubahan paradigma belum terjadi di sekolah saya dan masih menganut sistem lama seperti berorientasi pada nilai, konsep hukuman yang masih berlaku, dan konsep supervisi yang masih menakutkan bagi guru-guru, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya dalam mengimplementasikan paradigma-paradigma dalam pendidikan guru penggerak.
  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita ? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita berbeda-beda ?
Pengambilan keputusan yang kita lakukan sangat berpengaruh pada proses kegiatan pembelajaran. Dimana seorang guru harus menggali potensi dan memetakan kebutuhan belajar tiap murid dan memutuskan kegiatan pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan kebutuhannya maka kita telah memenuhi kebutuhan belajar mereka sehingga mewujudkan kemerdekaan bagi murid dalam proses pembelajaran. 
  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya ?
Sebagai pemimpin pembelajaran dengan  mengambil keputusan yang tepat dalam proses pembelajaran yang berpihak pada murid maka guru akan memetakan terlebih dahulu kebutuhan belajar muridnya, pada proses pembelajarannya, pusat pembelajarannya adalah murid itu sendiri, evaluasi pun dilakukan sesuai dengan kebutuhan murid sehingga pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna dan hasil dari pembelajaran dapat diimplementasikannya dalam kehidupan sehari-harinya dan dimasa yang akan datang. 
  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya ?
Pada modul 3.1 pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan unviersal, melatih dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, dimana dimasa depan CGP akan dihdapakan pada berbagai kasus yang beragam jenisnya baik itu dilema etika maupun bujukan moral. Diharapkan dengan mempelajari modul ini, kita dapat melatih kematang pribadi dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid secara bertanggung jawab. 
a. Modul 1.1
Peranan pendidik yang menuntun murid sesuai kodrat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai individu dan anggota masyarakat, dalam hal ini mendorong siswa berani mewujudkan kepemimpinan murid, menjadi pemimpin dirinya dan mengambil keputusan yang matang dan bertanggungjawab untuk mengoptimalkan potensi diri mereka.
b. Modul 1.2
Nilai guru penggerak menghidupkan nilai diri guru itu sendiri untuk mampu menjadi dasar penentu kematangan dalam pengambilan keputusan yang berpihak pada murid secara bertanggungjawab dan berbasis nilai-nilai kebajikan. Nilai guru penggerak antara lain mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.
c. Modul 1.3
Sebagai pemimpin pembelajaran, kita diharapkan mampu mengambil keputusan membuat prakarsa perubahan dengan tahapan BAGJA sesuai visi misi sekolah.
d. Modul 1.4
Sebagai pemimpin pembelajaran dan penggerak komunitas praktisi, peran guru penggerak adalah mewujudkan budaya positif di sekolah yang tentunya melibatkan pengambilan keputusan untuk perwujudan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
e. Modul 2.1
Dalam pembelajaran, Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan bertujuan menuntun segala kodrat atau potensi anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tinginya, baik untuk dirinya sendiri maupun masyarakatnya. Sebagai seorang guru kita hendaknya mampu mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dengan bijaksana. Tujuan dari pengambilan keputusan adalah untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda melalui pengambilan keputusan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam melaksanakan proses pembelajaran, guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya.
f. Modul 2.2
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki saat mengambil sebuah keputusan. Nilai-nilai positif  dan kesadaran penuh dari seorang guru pun harus dipegang teguh dalam dirinya agar dapat mengelola aspek sosial emosionalnya sehingga guru memiliki rasa empati saat dihadapkan pada dilema etika dan dapat mengambil keputusan dengan bijak dan minim resiko. 
g. Modul 2.3
Guru sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3  prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan  dan pengujian dapat membuat keputusan yang bertanggungjawab. Melalui teknik coaching, guru dapat mengoptimalkan potensi rekan sejawat untuk mecari solusi atas masalahnya sendiri.
  • Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini, yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda di luar dugaan ?
Dilema etika adalah suatu kondisi dimana ada dua nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Sedangkan bujukan moral merupakan situasi dimana seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah/ 
Paradigma dilema etika terdiri dari empat paradigma yakni, 
  1. individu lawan kelompok 
  2. rasa keadilan lawan rasa kasihan 
  3. kebenaran lawan kesetian 
  4. jangka pendek lawan jangka panjang 
3 prinsip pengambilan keputusan 
  1. berpikir berbasis hasil akhir 
  2. berpikir berbasis peraturan 
  3. berpikir berbasis rasa peduli 
9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ;
  1. mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan 
  2. menentukan siapa yang terlibat 
  3. kumpulkan fakta yang yang relevan 
  4. pengujian benar dan salah 
  5. pengujian paradigma benar lawan benar
  6. prinsip resolusi 
  7. investigasi opsi trilema 
  8. buat keputusan 
  9. lihat lagi keputusan dan refleksikan 
  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema ? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini ?
Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika. Dimana saya mengambil keputusan hanya melihat dari satu sisi saja tanpa mempertimbangkan hal lainnya dan cenderung hanya melihat peraturan yang berlaku sehingga keputusan yang saya ambil sangat jauh dari kata ideal, bijaksana dan menimbulkan rasa kurang nyaman bagi pihak lain karena keputusan yang dihasilkan tanpa adanya pertimbangan terlebih dahulu. 
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini ?
Setelah mempelajari modul ini, terjadinya perubahan pola pikir dan aksi. Sebelum mengikuti pembelajaran modul ini, saya melihat kasus hanya dari satu sisi saja tidak mempertimbangkan aspek lain baik itu rasa peduli dan empati pada pihak-pihak yang terlibat. Setelah saya mengikuti pembelajaran modul ini, saya menjadi mengenal istilah dilema etika dan bujukan moral serta cara pengambilan keputusan yang bertanggung jawab dengan melihat dari 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan 
  • Seberapa penting mempelajari modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai seorang pemimpin ?
Sangat penting, karena baik di kehidupan pribadi maupun sebagai pemimpin kita pasti dihadapkan pada berbagai jenis kasus baik itu dilema etika maupun bujukan moral, dengan mempelajari modul ini, saya menjadi tahu langkah yang dapat saya ambil saat diharuskan untuk mengambil keputusan yang bertanggungjawab dan dapat membuat nyaman semua pihak yang terlibat dalam permasalahan-permasalahan tersebut. 

Demikian hasil rangkuman koneksi antar materi sekaligus refleksi saya terhadap modul 3.1 
semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi Bapak Ibu guru hebat 
kita pasti bisa melewatinya dan semangat selalu dalam mengimplementasikannya 
kritik, saran, dan komentar yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan ke depannya 
Terimakasih 
Wassalamualaikum wr wb 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar